Jumat, Agustus 24, 2012

Aku Ingin Hidup Seribu Tahun yang Lalu

Aku Ingin Hidup Seribu Tahun yang Lalu

kebohongan adalah hal biasa
bagi mereka yang suka menyembunyikan petaka
tanpa disadari
ada hal lain yang mengganjal kepala
kemudian menyulut api menyala membakar kota
hangus menjadi kebusukan yang memenuhi dunia tua ini

kebodohan adalah hal lumrah saja
bagi mereka yang tercuci otaknya pada televisi
mengagungkan keindahan semu pada layar dan fenomena
tanpa mereka sadari
menciptakan bara senyala neraka tiada diperhitungkan olehnya
kemudian membakar habis sampai sisasisa mulut mereka
dunia tua ini siapa yang peduli lagi nasib orang lain
yang mereka tahu adalah bagaimana mengenyangkan perut dan nafsu kepuasan diri

o mengapa aku hidup pada dunia yang mengerikan ini?

Jakal KM 14 Jogja, 03 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

* Pict from here.

Masuk antologi Ukara Geni - Wuyung Ketundhung, Pawon Sastra Solo, 16 Juli 2012

Jumat, Agustus 03, 2012

Perut mules

Tiap pagi, kalo lagi jaga suka ngemil atau makan sesuatu yang bisa dimakan :D. Nah sehabis makan itu rasanya perut mules dan toilet selalu menjadi tempat terakhir. Sebelum bulan puasa inipun aku sering mules tiap pagi sehabis makan bubur ayam yang panas itu. Panas kukasih sambel deh, jadinya ga karuan. Panas berisi sambal pedas itu mungkin yang menyebabkan ke toilet terus.

Nah bulan ini masih suka ngemil and tetep aja perut mules terus. Kuduga ini berasal dari tangan penuh bakteri dan kuman *ceile* Ya, soalnya kan pegang uang dari bermacam asalnya uang itu. Sapa tau uang itu kotor dan berkuman, jadinya kalo sehabis ngemil suka mules. Dan tadipun uda cuci pake sabun, tapi masih mules. Apa ga efektif ya sabunnya.. Hahah.. Riweuh.

Mules terus sampe kurus

Kamis, Agustus 02, 2012

Sebatas Angan dan Mata

Sebatas Angan dan Mata

mungkin hanya sebatas harap
ketika rasa itu benarbenar pergi darimu
ketika aku pun lelah mengurai tanda tanya segitiga semu
memang hanya sebatas harap

lelah juga pada akhirnya
mungkin juga yang kau butuhkan adalah seperangkat perhiasan berkilau
dari pada melihat wujud seorang penggila
meski engkau menolak anggapan itu

terlihat jelas di depan mata
cinta sebatas mata dan situasi
sungguh tidak indah kisah ini
aku tak mampu lagi menyerap lukaluka

cukup sebatas angan saja
cinta ini bersarang
meski jua merindukan
namun seperti yang pernah tertulis bahwa ada hal yang lebih baik dan penting

cukup sebatas mata saja
engkau mempermainkan perasaan
meski jua sakit merelakan
kesetiaan dan apa adanya itulah hal yang penting

Jakal KM 14 Jogja, 03 Agustus 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/08/sebatas-angan-dan-mata.html