Hidup yang Terjal
seperti hari yang sudahsudah
adalah resah yang ada
yang ditikam derita
oleh sebab ia sendiri menduga yang ada
dilintas pikir saja
beban tanpa jauh menolak kulit yang asing
mengejar sendiri kereta malam yang ia jaga
seperti hari yang sudahsudah
adalah geram yang ada
yang memicu kosong jiwa dan kata
oleh sebab perut yang kempes ia mengadu pada siapa
di hujan yang pintas membasahi kota
kemana ia berpendarkan cinta dan cita yang pesing
hari makin beranjak ia masih tekun menggali rumah masa depannya
lubang ini akan menjadi tempat yang nyaman
bukan di dunia ini
aku gila dan tamparlah aku berkali
sebab ada hidup yang lebih terjal menungguku datang
Jakal KM 14 Jogja, 08 Juli 2012
*) Ekohm Abiyasa
http://serampaikata.blogspot.com/2012/07/hidup-yang-terjal.html
0 Coments:
Posting Komentar