Jumat, Juni 08, 2012

Elegi: Mimpi, Rindu dan Perjalanan yang Memabukkan


bertautan berkali
mati sendiri akhirnya
pucukpucuk mimpi dan sunyi
menggelembung kekal seperti balon udara siap terbang berkelana
udara utara
ia berjalan kembali

bersakit meski
mati pula nantinya
geregetan melihat rona pelangi suka mempermainkan hati
atap bocor air hujan turunlah memenuhi gelembung maya
diujung perjumpaan
oleh sebab ketiadaan ia menghilangkan jejakjejak yang sempat tertaut mimpi

beranda hampir musnah sekali
ketika mengingat bayang itu mencabik luka
temaram semakin gelap dan tersamarkan oleh nyali
ketakutan dan kekawatiran menjadi hidangannya
udara semakin keruh oleh katakata
tulisan dan namanama yang terpampang pada bukubuku tebal berhalaman rapi

tertekan oleh maut yang mengintai
derap darah yang membercak kentara
sendirian ia akan mengarungi halamanhalaman sunyi
mencoba halhal yang belum terpikirkan dan termimpikan olehnya
sebab udara kian jauh bila tak harus bersua
oh, kotak ini terkunci rapat sekali

sudah cukup perjumpaan ini
wajahmu pasi hai purnama
masih ada sisa waktu dan nafas dalam perjalanan nanti
boleh aku berpamitan sejenak, merampungkan hening rindu dan katakata
disisa malam berangkatlah mencari sekerat daging yang terpisah dari jiwa
dan angguranggur memabukkan jati diri, o malam dingin begini

Jakal KM 14 Jogja, 08 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/elegi-mimpi-rindu-dan-perjalanan-yang.html

Related Posts:

  • (Cerpen) Kisah Tukang Sol (Cerpen) Kisah Tukang Sol Hari kian gelap saja. Senja telah habis meninggalkan pecintanya. Seorang bapak memarkirkan sepeda onthel di halaman masjid. Sepedanya penuh muatan. Ada payung yang bersandar. Mungkin bu… Read More
  • "Yang Merindukan Adinda" "Yang Merindukan Adinda" memikirkan senyummu membuat mataku rabun memiliki senyummu membuat diri bingung sebab apa aku tak tahu bolehkah aku meminjam cintamu sejenak saja ketika bara api datang diujung hari aku berli… Read More
  • Naif - Karena Kamu Cuma SatuKarena Kamu Cuma SatuKau yang paling setia, kau yang teristimewaKau yang aku cinta, cuma engkau sajaDari semua pria aku yang juaraDari semua wanita kau yang paling sejiwaDenganmu semua air mata menjadi tawa suka riaakankah ka… Read More
  • Bualan Para Pembelot Bualan Para Pembelot sekerlip malam telah pergi tiba saatnya berpulang pada jalanjalan terang menghilang bersama tautan sinar mentari berjalan lagi instropeksi diri mengulam hari berdikari terik di siang membakar kulit… Read More
  • Mencatat Huruf Chapter 9: Mencatat Huruf Membendung air mata yang sedang jatuh ini, tidak mudah bagiku. Karena terlanjur mengelupas rasa sakit ini. Kau sungguh kejam dan tega. Oh mengapa engkau tega melakukan ini? Sebab pula telah… Read More

0 Coments: