Jumat, Mei 25, 2012

Usaha Penulis Lepas

Usaha Penulis Lepas

Kampanye peningkatan minat baca yang semakin gencar membuat bisnis penerbitan akhir-akhir ini terus berkembang. Makin banyak anggota masyarakat yang haus bacaan sehingga para penerbit terdorong untuk melayani pasar yang masih besar ini. Untuk memproduksi buku tentunya dibutuhkan orang-orang dengan ketrampilan menulis yang memadai dan hasil tulisannya layak terbit.

Bagi Anda yang berbakat atau berminat menjadi penulis lepas, hal ini bisa menjadi sebuah peluang usaha yang menggiurkan. Dengan menjadi kontributor atau penulis lepas bagi sebuah usaha penerbitan yang lebih besar, Anda bisa mulai mengandalkan keahlian ini sebagai sandaran hidup. Inilah langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menjadi penulis lepas.

Langkah-langkah persiapan:1. Perluas wawasan dan gaya menulis dengan membaca lebih banyak.
2. Miliki peralatan yang dibutuhkan, yaitu buku, laptop atau komputer, mesin cetak.
3. Miliki sarananya, misalnya sambungan Internet. Kini penulis lepas lebih banyak diuntungkan dengan kehadiran internet dan teknologi yang semakin canggih karena komunikasi dan biaya (misalnya biaya, tenaga, dan waktu kirim mengirim naskah) bisa dipangkas. Internet juga menjadi perpustakaan bagi penulis yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja.
4. Sisihkan waktu dan tempat yang nyaman untuk menemukan dan mengembangkan topik tulisan. Tidak perlu menulis secara maraton, tetapi bisa dibagi menjadi beberapa jam diselingi istirahat.
5. Lakukan wawancara dengan narasumber jika diperlukan.
6. Terus perkaya diri dengan makin banyak membaca.

Langkah-langkah pelaksanaan:
1. Terus memperbaiki kualitas tulisan dan mengasahnya dengan menulis setiap hari.
2. Tentukan ragam bahasa yang akan digunakan dalam tulisan. Seperti berpidato, kita harus menggunakan nada yang tepat dalam menyapa hadirin, dalam hal ini pembaca tulisan.
3. Tulis tentang bidang-bidang yang Anda kuasai.
4. Miliki daftar alamat kontak penerbit/ media massa yang fokusnya relevan dengan tema tulisan Anda.
5. Minta orang terdekat untuk membaca dan memberikan pendapat objektif tentang mutu tulisan kita. Atau untuk lebih akurat lagi, berkonsultasi pada penulis yang lebih senior.
6. Kirimkan hasil tulisan ke media massa atau penerbit.

Langkah-langkah marketing:

1. Kirimkan tulisan langsung ke media massa yang relevan dengan tema tulisan Anda. Mengirimkan naskah dengan tema seni kontemporer ke majalah berkebun tentunya tidak tepat.
2. Datanglah dan serahkan tulisan secara langsung ke kantor penerbit atau media massa yang visi dan misinya sesuai dengan tulisan Anda.

Tantangan:

1. Tenaga dan waktu untuk memasarkan tulisan kurang. Mendatangi secara langsung kadang menghabiskan tenaga dan waktu, apalagi jika belum bisa dimuat.
2. Plagiatisme adalah masalah serius dalam dunia penerbitan. Untuk itu diperlukan kejelian agar karya tidak menjadi sasaran empuk plagiator.
3. Diperlukan waktu tersendiri dan konsentrasi yang tinggi dalam menyelesaikan tulisan. Jika Anda memiliki banyak kegiatan selain menulis, maka ini akan menjadi tantangan terberat Anda.

Related Posts:

  • Di Mimpiku Battle Poetry: Di Mimpiku semacam rindu yang kugores pada dinding sepiterbiar lirih menyebut tentang engkaudan hari adalah rentang yang tak henti kututupikadang sengaja kulupa supaya tak lamamatahari terbit di timur l… Read More
  • Bunyi dan Rindu Bunyi dan Rindu ada bunyimemanggil hatikuada ruang sunyibertumbuh rindu di dada segumpal asap mengepulkan awan putih seputih kapas air gemericik mengalir danau hati dalam diam ada geletar sampai pada mata hatimu jua… Read More
  • (Battle Fiksimini) Putri Mimpi (Battle Fiksimini) Putri Mimpi Disini manusia memiliki nama dan wajah yang serupa. Sssstt.. Kamu tau? Penjaga mimpi sering tertipu. Dia mengira aku akasia padahal akasia itu ada di belakangnya.Hmm..Penjaga itu mu… Read More
  • Mementaskan Sendiri Mementaskan Sendiri ketika malam menghampiri ada kalanya gairah menyergap tubuh ditimpuh kepingkeping sunyi dan dikebiri sendiri ia menarinari mementaskan perjalanan jauh seorang gelisah berdandan ala petruk sebab… Read More
  • (Battle Poetry) Dibawah Pendar Bulan (Battle Poetry) Dibawah Pendar Bulan di bawah pendar bulan malam ini angin merenda bisik jangkrik.di papan jati hitam. ibu suri tengah berpakai tikaioh, mata siapa yang pandang memandang? seperti gemuruh badaikeidakka… Read More

0 Coments: