Selasa, Mei 08, 2012

(Battle Poetry) Dibawah Pendar Bulan

(Battle Poetry) Dibawah Pendar Bulan

di bawah pendar bulan malam ini
angin merenda bisik jangkrik.
di papan jati hitam. ibu suri tengah berpakai tikai
oh, mata siapa yang pandang memandang?

seperti gemuruh badai
keidakkaruan suasana
ada bercak darah di lantai
bekas pemotongan puisi
mati bersimbah duka


Ruang Maya, 08 Mei 2012

*) Refila Yusra (tegak) - Ekohm Abiyasa (miring)

http://serampaikata.blogspot.com/2012/05/battle-poetry-dibawah-pendar-bulan.html

Related Posts:

  • Mencatat Huruf Chapter 9: Mencatat Huruf Membendung air mata yang sedang jatuh ini, tidak mudah bagiku. Karena terlanjur mengelupas rasa sakit ini. Kau sungguh kejam dan tega. Oh mengapa engkau tega melakukan ini? Sebab pula telah… Read More
  • Bualan Para Pembelot Bualan Para Pembelot sekerlip malam telah pergi tiba saatnya berpulang pada jalanjalan terang menghilang bersama tautan sinar mentari berjalan lagi instropeksi diri mengulam hari berdikari terik di siang membakar kulit… Read More
  • "Yang Merindukan Adinda" "Yang Merindukan Adinda" memikirkan senyummu membuat mataku rabun memiliki senyummu membuat diri bingung sebab apa aku tak tahu bolehkah aku meminjam cintamu sejenak saja ketika bara api datang diujung hari aku berli… Read More
  • Dirimu Satu Dirimu Satu dirimu satu sebab itu aku tak mampu menjadi seperti yang kau mau dirimu satu sebab itu aku berharap hanya yang bertangan kuat saja yang bertahan memapah duka dan tawamu Jakal KM 14 Jogjakarta, 06 April 20… Read More
  • (Cerpen) Kisah Tukang Sol (Cerpen) Kisah Tukang Sol Hari kian gelap saja. Senja telah habis meninggalkan pecintanya. Seorang bapak memarkirkan sepeda onthel di halaman masjid. Sepedanya penuh muatan. Ada payung yang bersandar. Mungkin bu… Read More

0 Coments: